Minggu, 09 Juni 2013

Komunikasi Etnografi Berdasarkan Peristiwa Tutur



Komunikasi Etnografi Berdasarkan Peristiwa Tutur
By: Ulul Azmi

Komunikasi Etnografi (Ethnography of Communication) merupakan sebuah pendekatan untuk menganalisa sebuah wacana yang digunakan. Pendekatan ini berfokus pada berbagai perilaku komunikatif (communicative competence) dalam masyarakat penutur (speech community), komunikasi berpola dan diatur sebagai sebuah sistem peristiwa komunikatif, dan cara-cara berinteraksi dengan sistem budaya lainnya (Muriel, 2003: 2). Hymes menekankan bahwa bahasa tidak dapat dipisahkan dari bagaimana dan mengapa bahasa itu digunakan, dan bahwa pertimbangan penggunaan bahasa sering sebagai prasyarat untuk pengakuan dan pemahaman tentang banyak bentuk linguistik. Komunikasi etnografi mengambil bahasa sebagai bentuk budaya sosial untuk mengakui dan menganalisis kode itu sendiri dan proses kognitif penutur dan lawan tutur, yang memang konstitutif dalam banyak budaya (Muriel, 2003: 3).
Peristiwa tutur adalah sebuah aktifitas berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan, dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu (Chaer, 2010: 47). Dengan kata lain, tidak dapat dikatakan bahwa dalam setiap proses komunikasi pasti terjadi juga peristiwa tutur atau peristiwa bahasa.
Interaksi yang berlangsung antara seorang pedagang pasar dan pembeli pada waktu tertentu dengan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur. Hal yang sama juga terjadi dan kita dapati dalam acara diskusi, di ruang kuliah, rapat dinas di kantor, sidang di pengadilan, dan sebagainya.
Sehubungan dengan konsep peristiwa tutur, Hymes mengemukakan adanya faktor-faktor yang menandai terjadinya peristiwa tutur itu. Faktor-faktor itu disebut dengan istilah yang terkenal sebagai komponen tutur (speech component). Menurut Hymes, ada kurang lebih enam belas atau tujuh belas komponen tutur yang dari beberapa komponen itu dapat digabung sebab saling tumpang tindih. Untuk memudahkan cara mengingat dibuat formulasi atau disingkat dengan SPEAKING, yaitu Situation (Setting dan Scene), Participants (Peserta), Ends (Maksud dan Tujuan), Act Sequences (Bentuk ujaran dan Isi Ujaran), Key (Nada), Instrumentalities (Alat), Norms (Aturan), Genres (Bentuk wacana).

Daftar Pustaka

Chaer, Abdul., Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Saville, Muriel., Troike. 2003. The Ethnography of Communication: An Introdution (Third Edition). London: Blackwell Publishing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar